Notification

×

Iklan

Iklan

Stop Tuberculosis Berlanjut! Mahasiswa KKN UNDIP Lakukan Edukasi Pengobatan Yang Tepat

Sabtu, 17 Agustus 2024 | Agustus 17, 2024 WIB Last Updated 2024-08-17T07:04:53Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates

Mahasiswa KKN TIM II UNDIP melaksanakan program kerja monodisiplin “Pemberdayaan Masyarakat: Stop Tuberculosis Berlanjut!”

Daily Nusantara, Soropaten
(25/07/2024) – Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular pada manusia yang paling sering menyerang organ paru (WHO, 2023). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri ini masuk ke dalam paru-paru dan mengakibatkan pengidapnya mengalami sesak napas disertai dengan batuk terus-menerus. Ciri utama penyakit ini adalah batuk berkepanjangan dengan kurun waktu lebih dari 2 minggu. \


Namun, untuk menetapkan seseorang tersebut terkena tuberkulosis atau tidak adalah melalui beberapa pemeriksaan, seperti tes diagnostik molekuler (uji Xpert MTB/RIF Ultra dan Truenat) untuk deteksi dini, serta tes kulit tuberculin (TST) atau uji pelepasan interferongamma (IGRA) untuk orang terinfeksi. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang dapat disembuhkan, tetapi dapat pula terjangkit kembali.


Oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan untuk timbulnya penyakit ini kembali. Pengobatan penyakit ini cukup lama, yaitu sekitar 6 bulan untuk tahap awal dan 5 bulan untuk tahap lanjutan. Pengobatan yang cukup lama ini membuat timbulnya beberapa masalah dalam keberlangsungannya.


Contoh masalah yang paling sering terjadi adalah lupa, bosan, dan lelah untuk minum obat hingga ke arah ekonomi yang mulai terganggu akibat biaya pengobatan yang dilakukan. Namun, pengobatan TB ini sangat penting untuk mengurangi pembengkakan kasus TB karena TB merupakan salah satu penyakit menular.


Pentingnya akan pengobatan TB cenderung tidak disadari oleh masyarakat, terutama penderita. Padahal pengobatan TB harus sangat diperhatikan, dikarenakan pengobatan akan kembali mengulang ke 0 ketika obat yang diminum terputus.


Dampak jangka panjang yang didapatkan adalah penderita dapat resisten terhadap obat yang diberikan dan pengobatanpun akan semakin sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, untuk memberikan pengetahuan kepada penderita dan keluarga terutama pada masyarakat dengan riwayat TB di perlukan adanya sosialisasi atau edukasi mengenai pengobatan TB. Dilihat dari kasus yang ada di tiap desa menjadikan TB sebagai perhatian di sektor kesehatan selain stunting.


Dalam membantu desa dalam penurunan angka TB, mahasiswa KKN Tim II UNDIP dari program studi Keperawatan, Azzahra Edeluais Setiawan melakukan program kerja monodisiplin berupa "Pemberdayaan Masyarakat: Stop Tuberculosis Berlanjut!". Program kerja ini mengedukasi kepada masyarakat khususnya masyarakat dengan riwayat TB dan keluarga dalam proses serta pentingnya pengobatan TB untuk dilakukan secara tertib sesuai anjuran.


Dalam program ini selain sosialisasi edukasi juga dilakukan FGD (Focus Group Discussion) untuk masyarakat dengan riwayat TB untuk dapat saling membagikan cerita tentang perjalanan pengobatan mereka sebelumnya. Mereka dapat menyampaikan keluh kesah mereka selama pengobatan berlangsung. Program kerja ini dilakukan di Balai Desa Soropaten pada pukul 14.00 WIB. Diharapkan dari program kerja ini, masyarakat dapat lebih memahami akan pentingnya pengobatan TB yang tepat sesuai anjuran.


Pelaksana Program:

Azzahra Edeluais Setiawan, S1-Keperawatan Universitas Diponegoro.

Dosen Pembimbing Lapangan:

Ardiana Alifatus Sa’adah, S. Si., M. Si.


Referensi:

WHO. (2023). Tuberculosis. Diakses dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis 

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/755/2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis

 

×
Berita Terbaru Update